Hakikatnya : Kita berada di siang bolong. Bumi tergohong seperti langit tergohong. Yang miliki mata : pandang. Yang miliki telinga : dengar. Yang miliki lidah : sepatutnya berkata-kata - tetapi lebih memilih untuk diam; melainkan sang pujangga.
Malangnya suara pujangga sudah dibungkam seakan lidahnya telah dipotong. Kata sinis seorang teman : "Kekeh-kekeh keldai jauh lebih dipedulikan orang daripada pesan-pesan sang pujangga."
[ Sajak di atas adalah petikan majalah MASTIKA, keluaran Disember 1982.]
5 comments:
Kai,
Thank you.
hi
thanks 4 translating my poem...
its wonderful....
happy poeming to u:)
salam perkenalan sdr darma Mohammad.
Pada mulanya saya fikirkan sdr sama orangnya dgn sdr jiwarasa.
Baru sekarang saya dapat penjelasan.
Terima kasih sudi datang mendengar nasyeed Micheal Jackson yang sulung itu.
halela,
Saya baru tahu tentang nasyeed tersebut. Perkembangan yang patut diperhatikan.
Terima kasih.
srd darma mohammad, saya membelek-belek laman blog ini. menarik entry ini, cukup mendalam sekali meaning-nya. interesting. terima kasih kerana melawat blog saya.
Post a Comment