Friday, June 02, 2006

NOSTALGIA : Di Rumah Rasulullah

Kesan ziarah ke makam Rasul seakan abadi. Bagi saya ia tak sama dengan kesan-kesan ziarah di tempat lain. Di bawah ini saya catatkan kembali kesan ziarah kali pertama saya di makam Rasulullah 1984 (yang saya ulang lagi pada tahun 1992).

DI RUMAH RASULULLAH

Setelah melafazkan salam
dengan bau cinta
aku seakan menangis di rumahmu ini.
Aku terlalu dekat denganmu
berdiri di balik jidar ini.
Sejahteralah engkau di makam terpuji.
Setelah kembara begitu jauh
tak terasa lelah olehku
untuk sampai ke rumahmu.
Berdiri aku dengan kalbu luluh
air mataku luruh.
Ziarahku
ziarah cinta.
Aku tak mau pergi
dari tempat aku berdiri
di balik jidar ini.

Madinah 1984. - DARMA MOHAMMAD

[Sajak di atas saya muatkan pertama kalinya dalam antologi perseorangan saya yang pertama GERNYUT NAFAS, terbitan PENYAIR (Angkatan Penyajak Mutakhir Malaysia), Kuala Lumpur, 1989.]

5 comments:

Lukman Nul Hakim said...

Nice poet, I envy those people who are able to make poet like you...

Unknown said...

Pak Dharma,

Jiwa mana yang tidak akan sebak dan terharu bila menyusuri makam dari Raudah.

Sajak ini menggamit kenangan di Makam Nabi..

ufukhati said...

Sdr.lukman nul hakim,
Tuan jiwa rasa,

Runtunan hati runtunan badan,
tak pernah saya lupa akan rumah Rasulullah,
sebaik-baik rumah tak setanding sejuta rumah,
sebaik-baik makam tak setanding sejuta pusara.

Terima kasih atas perkongsian ini.

ufukhati said...

lukman nul hakim;

Thank you Lukman;
I'm pleased to hear from you. Best regard to you and your family in New Delhi.

Happy writing.

Leyla Shuri said...

"Setelah kembara begitu jauh
tak terasa lelah olehku
untuk sampai ke rumahmu."

Saya merasai yang sama seperti sdr tulis di sini apabila sampai ke makam Baginda Rasullullah SAW.
Sungguh terasa kembali perasaan nostalgia setelah membaca puisi ini.